Minggu, 30 Oktober 2011

bunga flamboyan.


Yang tumbuh memeluk prasasti itu pohon ketapang, walau berbunga flamboyan. Adalah rindu yang mustahil ditafsir rindang kesunyian. Hanya dengan bunga secerang api terhunus, cinta menembus penjuru dunia, membuat angin tak bisa berhenti berhembus, menerbangkan kelopak-kelopak sajak menaburi samudera. Membuat laut terus tadarus. Lihatlah ombak terpahat di samudera itu, adalah goresan epitaf menjelma cadik perahu gemuruh jantungmu.


Yang tumbuh di pelataran samudera itu pohon ketapang, walau berbunga flamboyan. Adalah cinta yang tak dapat disembunyikan rindang daunan. Hamparan pasir merah guguran flamboyan, membimbing kita ke sejuk peluk. Tempat doa-doa berdegup. Haru airmata menjelma teluk. Waktu tak membuat laut jadi surut.

Pohon ketapang yang rindang, memeluk prasasti penuh kasih sayang, senyumnya mengembang sebagai bunga flamboyan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar