Minggu, 30 Oktober 2011

AKU HANYA MAMPU MERANGKUM SENYUM

Jalan. Inilah lembaran yang kita lalui: jalan tak berujung
yang kita pahat dengan jejak langkah, selamanya melangkah
 seperti cintamu yang tak mengenal akhir
yang tak mengenal menyerah
di situ jejakjejak menjelma taman dan tetirah.


Aku hanya mampu melangkah bersama mayamu.

Lembah. Kamulah kehidupan
 di mana lembah dipenuhi kuncup kuncup melati
 senantiasa bersemi, tubuh wangi yang kukecup tiap pagi lewat angan
 embun embun berbaris di bulu matamu
mengerling sejuk ke dalam kalbu.

Aku hanya mampu bersyukur memandangmu.dari balik jendela maya

Laut. Sungai sungai kuciptakan sungai sungai yang melambai
di bibirmu pantai segala kerinduanku bermuara
segalanya sampai
bukankah cinta itu lambang abadi?
di bibirmu sajakku menjelma cium
 menjadi ombak di celah celah lautmu yang anggun.

Aku hanya mampu memeluk gemuruhmu riuhmu.

Bibir. Aku tidak tahu,
bagaimana indahnya engkau melukiskan cinta
hanya dengan sebuah lengkung sederhana di bibir
sementara ribuan kata tak sanggup kueja dan kutata
agar dapat menulisi kertas hatimu.

Aku hanya mampu merangkum senyummu
 dengan seulas ciuman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar