GORESAN PENA ANAK DESA
Selasa, 07 September 2021
Rabu, 24 Januari 2018
Selasa, 23 Januari 2018
Rabu, 14 September 2016
KETIKA HADIRMU MENJADI NAPASKU
Tak ada yang bisa menggantikanmu
Meski berkali ku mencoba
Menerima yang lain untuk hatiku
Namun tetap saja rinduku masih memanggil namamu..
Sampai kapankah ku begini
Terjebak dalam imaginasi pedih tentang dirimu
Dapatkah ku bisa lalui semua ini sendiri.
Aku tak bisa tepiskan
Perasaan yang kian lama kian menyiksaku
Tak sanggup ku artikan bahasa hati yang terungkapkan
Di setiap langkah jalan hidup ini
Penuh liku dan duri kehidupan
Ketika cahaya semakin redup
Engkaulah sang lilin pemberi penerang.
Saat ini jarakpun memisahkan
Keadaan enggan berikan jalan lalu ku tahu waktu dan tempat telah membentengi perasaan
Namun kerinduan ini
Tanpa batas,
selalu tertuang untuk mu..
aku hanya mencintaimu.
Di setiap tikungan yang menguji kesetiaanku.
Cinta ini terap berpendirian mempertahankan posisimu di hatiku.
Tak ada yang sanggup gantikanmu.
Tak ada yang sanggup.
Sekalipun ku tau kau telah bahagia bersamanya.
Minggu, 20 September 2015
KALA DURJANA MEMBUAT BUTA
Langit laksana runtuh
Bumi bak terbelah
Saat gelap gulita
Saat jiwa meronta
Petaka kau tuai
Dari cinta yang durjana
Langkahmu robohkan dinasty
Congkakmu hancurkan prasasti
Terkapar
Terlempar
Kepingan hati setiap jiwa
Yang mengelusmu kala kau muda
Mengapa kau ulang
Kepahitan yang telah usang
Kau bilang cawan
Kau jadikan pelepas kehausan
Kasih sayank kau balas corengan
Keagungan kou campakan
Jiwamu terperangkap nafsu
Yang membuat hidupmu sepahit empedu
Lupakah kau akan hari pembalasan
Lupakah darah dagingmu kau hinakan
Matamu terbuka
Pandanganmu buta
==============$$=$$$$$$$$$==============
Bumi bak terbelah
Saat gelap gulita
Saat jiwa meronta
Petaka kau tuai
Dari cinta yang durjana
Langkahmu robohkan dinasty
Congkakmu hancurkan prasasti
Terkapar
Terlempar
Kepingan hati setiap jiwa
Yang mengelusmu kala kau muda
Mengapa kau ulang
Kepahitan yang telah usang
Kau bilang cawan
Kau jadikan pelepas kehausan
Kasih sayank kau balas corengan
Keagungan kou campakan
Jiwamu terperangkap nafsu
Yang membuat hidupmu sepahit empedu
Lupakah kau akan hari pembalasan
Lupakah darah dagingmu kau hinakan
Matamu terbuka
Pandanganmu buta
==============$$=$$$$$$$$$==============
Rabu, 26 November 2014
HARAPAN HAMPA
Suaramu sulit kulupa
Hembusan napasmu masih hangat di telinga
Sapa Rindimu selalu bertabur aroma
Hembusan angin malam adalah bisikan
Rintik air hujan adalah cerita
Sunyi, gelap, hanya detak yang tertahan
Tatapan kosong bak Rangkulan asa di ujung senja
Jalan setapak sering kupijak
dinginnya embun terbiasa menyapa
jangan pernah tawarkan hangatnya mentari pagi
Karna tempatku terpahat di ujung senja
Asamu menggapai awan
Tempatku dasar samudra
Senyumu sambut sang surya
Aku hanyalah mega_mega di ujung senja
Jangan pernah tawatkan dusta
nyatamu hanyalah fatamorgana
Pergilah gapai asa durjana
aku tak butuh "Harapan hampa.
Selasa, 15 Juli 2014
PAGI DENGAN SEPIKU
Semilir angin pagi
tak lagi mampu menyegarkan
Derai embunpun tak kuasa menyejukkan hati
Tatkala jalin rangkai dua hati terberai kedustaan
Saat SUNYI berteman air mata
Saat raga tiada daya
Temani aku wahai banyu luka
Temani dalam semua cerita
perihSaat lidah tiada bergetar
Akan ucapan yang dulu menggelegar
Lenyap dibelenggu sang waktu
Temani aku megukir kalbu
Ukiran hati yang kupunya
Menautkan segala rupa aksara
Tentang aku yang bahagia
Memilikimu wahai banyu permata
Tetaplah disini...Hingga raga tebujur sepi..
Bumi tempat berpijak laksana hamparan pasir digurun
Udara terhirup sebahkan rongga dada
Maka...
Menyelamlah dikedalaman danau keikhlasan
Semoga kedamaian kan tertemukan didasarnya
Dan mulai menyusun keyakinan,Cinta baru kan didapatkan
Kebahagiaanpun kan teraih
Minggu, 22 Juni 2014
KALA SANG WAKTU MEMBISIKAN AJAL
Sang waktu datang dan pergi
rasa suka dan duka saling berganti
aku masih disini tanpa kata yang pasti
tak terasa mata berlinang
teringat akan dosa" yang aku lakukan
Rhamadan kini telah datang
tapi aku masih bergelimang kenistaan
apa yang akan aku banggakan ?
tatkala ajal yang pasti datang.
kecantikankah, harta,atau tahta ?
semua takan bisa di banggakan
demi namamu ya Alloh
aku memohon ampunanmu
tak ada yang pantas untuk menerima segala puji
semua yang kita miliki yakin takan abadi
Mari pujilah Allah
Yang menciptakan Langit & Bumi
Jangan percaya
Denga kata-kata bijakku
Tapi percayalah Firman Allah yang Maha Benar
Jangan masukkan namaku di hatimu
Tapi masukkan nama Allah
Hingga hatimu tenang
Jangan sedih jika cintamu di dustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
yg memiliki cinta yg kekal dan sejati
Ya Allah yang Maha Rahman & Rahim
Jangan jadikan hatiku batu yg mengeras
Hingga lupa akan rahmatMu
rasa suka dan duka saling berganti
aku masih disini tanpa kata yang pasti
tak terasa mata berlinang
teringat akan dosa" yang aku lakukan
Rhamadan kini telah datang
tapi aku masih bergelimang kenistaan
apa yang akan aku banggakan ?
tatkala ajal yang pasti datang.
kecantikankah, harta,atau tahta ?
semua takan bisa di banggakan
demi namamu ya Alloh
aku memohon ampunanmu
tak ada yang pantas untuk menerima segala puji
semua yang kita miliki yakin takan abadi
Mari pujilah Allah
Yang menciptakan Langit & Bumi
Jangan percaya
Denga kata-kata bijakku
Tapi percayalah Firman Allah yang Maha Benar
Jangan masukkan namaku di hatimu
Tapi masukkan nama Allah
Hingga hatimu tenang
Jangan sedih jika cintamu di dustakan
Tapi sedihlah jika engkau dustakan Allah
Jangan pula engkau minta cinta kepada penyair
Tapi mintalah kepada Allah
yg memiliki cinta yg kekal dan sejati
Ya Allah yang Maha Rahman & Rahim
Jangan jadikan hatiku batu yg mengeras
Hingga lupa akan rahmatMu
Senin, 24 Maret 2014
Mentari Dibalik Awan
Aku tak mampu lagi merangkai kata
disaat kau tak ada lagi untuku.
Senja mulai menampakan jiwanya
Sunyi
Senyap
Sang bayu semilir menyapukan angan
Aku disini laksana tonggak yang rapuh
Terlantar di tepis sang waktu yang mulai usang
Jiwa seakan tak mampu lagi tuk berontak
kepasrahan dalam lelah, disisa-sisa nafas yang mulai melemah
Adakah sang waktu ijinkan aku merangkulmu
walau itu hanya sesa'at
sebelum jiwaku terlepas
sebelum jasadku terkapar
mentari mulai suram dibalik awan
disanalah aku akan menantimu bersama sisa-sisa waktu
tanpa bait kata..
tanpa denting irama..
hanya tatapan mata hampa
Merindumu wahai sang puja'an..
disaat kau tak ada lagi untuku.
Senja mulai menampakan jiwanya
Sunyi
Senyap
Sang bayu semilir menyapukan angan
Aku disini laksana tonggak yang rapuh
Terlantar di tepis sang waktu yang mulai usang
Jiwa seakan tak mampu lagi tuk berontak
kepasrahan dalam lelah, disisa-sisa nafas yang mulai melemah
Adakah sang waktu ijinkan aku merangkulmu
walau itu hanya sesa'at
sebelum jiwaku terlepas
sebelum jasadku terkapar
mentari mulai suram dibalik awan
disanalah aku akan menantimu bersama sisa-sisa waktu
tanpa bait kata..
tanpa denting irama..
hanya tatapan mata hampa
Merindumu wahai sang puja'an..
Langganan:
Postingan (Atom)